Archive | April 2014

Kesehatan Mental : Kasus dan Teori

TUGAS KESEHATAN MENTAL

Maria Inke S.

2PA03 / 14512427

 

Kasus : Curi Hp Buat Mabuk-Mabukan

Selasa, 18 September 2012 09:04 WIB

PANGKALPINANG – Tony (20) warga Kampung Keramat dan Ale (20) warga Gabek nampak seperti pasangan serasi ketika digelandang aparat Polres Pangkalpinang pada Jum’at (14/9) pagi lalu. Lantaran kedua teman sejoli ini memiliki hobi yang sama yakni merampas Handphone (Hp) sebagai modal bermabuk-mabukan.

Kedua pelaku yang berprofesi sebagai buruh tersebut terakhir berhasil merampas sebuah Hp merk Beyond yang berada di dalam tenda pegawai proyek di Jalan Mentok, tepatnya depan Masjid Al-Muqarommah pada Mei lalu saat malam hari. “Sebelumnya kami berdua habis makan malam di pecel lele, tak sengaja didekat warung itu kami melihat sebuah tenda proyek dan niat untuk mencuri Hp pun terlintas dipikiran. Akhirnya Ale mengambil Hp dan saya menunggu di motor,” jawab Tony.

Para pelaku menceritakan bahwa mereka telah lima kali melakukan aksi serupa seperti di Jalan Kampak, Tuatunu, Koba, dan Sungai Selan. Hasil pencurian pun diakui dibelanjakan untuk berpesta Minuman Keras (Miras) setelah menjual Hp ke counter langganan.

Kabag Ops Polres Pangkalpinang, Kompol Wahyudi saat gelar perkara, Senin (17/9) kemarin membenarkan ada banyak laporan yang diterima aparat kepolisian terhadap kasus pencurian Hp dengan modus sejenis. Hingga kini pun kasus ini masih dalam pengembangan Polres Pangkalpinang. “Sebelumnya memang kita sudah mengamankan sebanyak tujuh pelaku. Akan tetapi hanya dua orang positif sudah terbukti, mereka termasuk kategori spesialis dibidangnya dalam kasus pencurian. Pasal 363 KUHP patut diberikan, yakni ancaman kurungan penjara maksimal tujuh tahun,” yakin dia. (And)

Sumber :

http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/global/11137/curi-hp-buat-mabuk-mabukan.html

 

Analisis berdasarkan teori

Teori yang dipakai adalah Behavioristik

Salah satu prinsip dasar Beharioristik adalah perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak. Berdasarkan teori Behavioristik yakni, pendekatan yang meyakini proses pembelajaran dan proses belajar social akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Kesalahan individu dalam proses pembelajaran dan belajar sosial akan mengakibatkan gangguan mental yaitu mereka hobi mencuri dan hasil curiannya tersebut untuk mabuk-mabukkan.

Menurut pandangan Behavioristik, individu bertindak karena kekuatan lingkungan yang menyebabkan ia melakukan hal tersebut. Lingkungan yang membentuk Tony dan rekannya kurang memadai mereka hanya bekerja sebagai buruh dan mudah terpengaruh oleh nafsunya yang berniat untuk mencuri HP hanya dengan melihat tenda proyek. Perilaku bersifat responsif terhadap variabel penguatan dalam lingkungan dan lebih tergantung pada situasi. Kepribadian menurut pandangan ini merupakan pola deskriptif pengalaman psikologis yang pada kenyataannya diakibatkan oleh lingkungan.

Jadi dapat disimpulkan untuk membentuk suatu kepribadian yang sehat lingkungan yang sehat juga mempengaruhi perbuatan seseorang dan proses belajar seseorang dapat membentuk kesehatan mental seseorang jika dalam hal proses pembelajaran seseorang gagal maka akan terganggu mentalnya.

 

Sumber :

http://liakalista.blogspot.com/2011/03/kepribadian-sehat-menurut-teori_27.html

http://psychologynews.info/kesmen/paradigma-dalam-kesehatan-mental/

http://ariusbumi.blogspot.com/2011/03/kepribadian-sehat-menurut-psikoanalisa.html

Kesehatan Mental : Teori psikoanalisis (kelompok 1)

KESEHATAN MENTAL

Kelompok 1

Teori Psikoanalisis

Disusun oleh :

Nindi Ayu                               15512334                   

Annisa Rachmadila                 10512973

Febbry R. Dwicahyo               12512844       

Maria Inke                               14512427

Meiza Aulia                             14512532

Sharia Vebiriana                      16512960

 

UNIVERSITAS GUNADARMA

PSIKOLOGI 2012

 

Teori Psikoanalisis, Sigmund Freud ( 1856 – 1939 )

Biografi Sigmund Freud

Sigmund Freud adalah seorang psikolog yang berasal dari kota Wina, Austria. Freud dilahirkan dari kandungan seorang ibu yang bernama Amalia yaitu seorang yang cantik, tegas, masih muda, dau puluh tahun lebih muda dari suaminya dan merupakan istri ketiga dari ayahnya Jacob Freud. Freud lahir tepatnya pada tanggal 6 Mei 1856 di Freigery sebuah kota kecil yang didominasi penduduk asli Muravia2, yang sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan Pribar Cekoslowakia, Austria. Ia meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Selama hampir 80 tahun Freud tinggal di Wina dan baru meninggalkan kota ketiaka Nazi menaklukkan Austria. Pada tahun 1860, ketika Freud hampir berusia 4 tahun, kelaurganya pindah ke Wina (Wina, ibukota Austria) yang kemudian menjadi semacam magnet bagi kaum imigran. Saat itu adalah masa-masa awal dimulainya era liberal pada kekaisaran Hapsburg. Kaum Yahudi baru saja terbebas dari pajak-pajak yang memberatkan serta berbagai pembatasan menghina seperti tentang hak-hak kepemilikan mereka, pilihan-pilihan karer, praktek-praktek keagamaan yang dianut. Kemerdekaan ini kemudian membawa harapan-harapan realistis pada bidang perkembangan taraf ekonomi, partisipasi politik serta menjadi ukuran baru bagi standar penerimaan sosial. Saat itu adalah masa dimana (seingat Freud) “Para murid berdarah Yahudi yang taat, selalu membawa album foto tokohtokoh Yahudi yang menjadi Menteri kabinet, dalam tas mereka.

” Freud muda terlatih untuk selalu memiliki ambisi-ambisi tinggi. Sebagai anak pertama dan kesayangan keluarga, dia difasilitasi kamar pribadi oleh orang taunya. Dia memperlihatkan bakat-bakat yang luar biasa semenjak hari pertama sekolahnya dan disekolah lanjutan (disebut Gymnasium: sekolah lanjutan swasta sebelum masuk perguruan tinggi), dia selalu berada di peringkat pertama dari tahun ke tahun.4 Sigmund Freud terlahir dari keluarga berkebangsaan dan beragama Yahudi. Akan tetapi sosok Freud bukanlah sebagai seorang yang taat pada agama, ini terbukti karena Freud jarang sekali bahkan tidak pernah menjalankan apa yang diperintahkan oleh agamanya. Sigmund Freud meninggalkan segala keyakinan agamanya dikarenakan ia menganggap bahwa agama itu hanyalah merupakan suatu khayalan belaka. Namun disisi lain Freud menyadari akan dirinya sebagai seorang yang beragama Yahudi dimana Freud selalu menghadiri pertemuan pertemuan B’nai B’rith yaitu pertemuan masyarakat Yahudi setempat, Freud juga menolak royalti atas buku-bukunya yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa Yiddish dan Ibrani. Bahkan Sigmund Freud beranggapan bahwa kebebasan intelektualnya selama ini disebabkan karena keyahudiannya. Pernyataan ini ditulis sendiri ketika pertama kali ia mengalami “antisemifisme” di Universitas Wina. Pada tahun 1873, Sigmund Freud masuk kuliah di Universitas Wina tepatnya di fakultas kedokteran. Sebagai seorang mahasiswa yang sedang melakukan pendidikan tentang ilmu hayat, Freud selama perempatan akhir dari abad ke-19, mengalami banyak kesukaran terutama untuk menghindarkan diri dari pengaruh ilmu fisika. Energi dan dinamika yang mengalir dalam setiap laboratorium kemudian menyusul kedalam jiwa setiap sarjana. Meskipun demikian Freud mendapatkan banyak keuntungan terutama pada saat ia melakukan penelitian di dalam bidang ilmu hayat. Ia berada di bawah asuhan Ernst Brucke seorang direktur dari laboratorium physicology di Universitas Wina dan Ernst Brucke merupakan psikolog terbesar dalam abad ke-19 itu.

Setelah lulus pada tahun 1881, Sigmund Freud sebagai peneliti yang brilian, dia sagat terlatih untuk melakukan observasi secara mendalam dan mengkaji kesesuaian pendirian dalam berbagai keragu-raguan ilmiah. Dia mendapat kehormatan untuk bekerja sama dengan professor-preofesor bereputasi internasional, yang hampir kesemuanya adalah kaum positivis dari luar Jerman yang meremehkan pemikiran-pemikiran metafisik dan penjelasan-penjelasan religiuas tentang fenomena alam. Bahkan, setelah Freud memodifikasi teori mereka tentang jiwa yang pada intinya hanya sedikit mengaburkan teori-teori fisiologi, dia tetap mengingat para guruguru besar itu dengan rasa terima kasih yang tidak dibuat-buat. Satu dari mereka yang paling dia kenang, Ernst Brunke, seorang fisiolog terkenal dan pemberi tugas-tugas sulit, bahkan menegaskan Freud sebagai seorang pembangkang, kafir. Sigmund Freud lebih senang mengisi kehidupannya dengan penelitian, karena dari penelitian ia mendapatkan kepuasaan tersebut. Pada tahun 1882, atas saran brucke, dengan enggan Freud meninggalkan kursi kerjanya di laboratorium dan berpindah tugas dirumah sakit umum Wina. Alasannya cukup romantis: di bulan April dia berjumpa dengan Martha Bernays, seorang perempuan muda yang cantik, lembut dan bertubuh langsing dari Jerman bagian utara, ketika dia sedang mengunjungi salah satu saudarinya. Kemudian Freud sangat tergila-gila dengan perempuan ini. Secar diam diam mereka bertunangan, namun saat itu dia merasa masih terlalu miskin untuk membentuk sebuah keluarga borjuis yang terhormat (yang mereka anggap penting). Mendekati September 1886, sekitar 5 bulan setelah peresmian praktiknya di Wina, dengan tambahan dana dari hadiah-hadiah dan pinjaman dana dari teman-teman yang kaya, akhirnya mereka dapat menikah. Dalam sembilan tahun mereka mempunyai enam keturunan. Anaknya yang bungsu, Anna, tumbuh menjadi orang kepercayaan sekaligus sekretaris, perawat, murid dan wakil dari ayahnya, kemudian berkarir sebagai psikoanalis yang ulung di bidangnya. Sebelum menikah, antara Oktober 1885 hingga Februari 1886, Freud bekerja di Paris bersama seorang neurolog kenamaan prancis, jean martin sharcot, yang membuat Freud terkesan atas pembelaannya yang berani dalam mempertahankan pemikirannya tentang hipnotis sebagai salah satu instrumen bagi penyembuhan berbagai gangguan medis. Serta tidak kurang beraninya adalah tesisnya (walaupun sebenarnya agak kuno) bahwa tidak lelaki tidak kalah rentan dibanding kaum perempuan untuk menderita histeria. Charcat, sang peneliti tiada tanding ini, boleh dibilang sebagai pendorong pertumbuhan minat Freud pada aspek-aspek teoritis dan terapiutis dari penyembuhan ganguan mental. Sekitar tahun 1890-an (sebagaimana diceritakan kepada seorang temannya), ilmu psikologi telah menjadi raja dalam dirinya. Selama tahun-tahun tersebut, ia berupaya keras membentuk teori psikoanalisis tentang pikiran. Freud sebegai tokoh produktif dan giat bekerja, hal itu terbukti karena dia meskipun telah lanjut usia dan sakit-sakitan, dia tetap bekerja sebagai seorang dokter dan penulis. Dia meninggal pada 23 September 1939 London setelah menelan beberapa dosis morfin yang mematikan yang diminta dari dokternya. Freud tidak percaya pada keabadian manusia, namun karyanya terus hidup hingga kini.

 

1. Psikoanalisa Sebagai Teori Kepribadian

Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi atau menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya. Untuk mempelajari dan memahami sistem kepribadian manusia, Freud berusaha mengembangkan model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan antara satu dengan yang lainnya. Konflik dasar ketiga sistem kepribadian tersebut dapat menciptakan energi psikis individu dan memiliki sistem kerja, sifat serta fungsi yang berbeda. Meskipun demikian antara satu dengan yang lainnya merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.

Sadar (Conscious)

Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental yang masuk ke kesadaran.

Prasadar (pereconscious)

Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan dari unconscious. Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.

Taksadar (Unconscious)

Bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidaksadaran berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar.

Id

Id merupakan lapisan psikis yang paling dasariah, kawasan eros dan thanos berkuasa. Dalam id terdapat naluri-naluri bawaan biologis (seksual dan agresif, tidak ada pertimbangan akal atau etika dan yang menjadi pertimbangan kesenangan) serta keinginankeinginan yang direpresi. Hidup psikis janin sebelum lahir dan bayi yang baru dilahirkan terdiri dari id saja. Jadi id sebagai bawaan waktu lahir merupakan bahan dasar bagi pembentukan hidup psikis lebih lanjut. Sedangkan naluri id merupakan prinsip kehidupan yang asli atau pertama, yang oleh Freud dinamakan prinsip kesenangan, yang tujuannya adalah untuk membebaskan seseorang dari ketegangan atau mengurangi jumlah ketegangan sehinga menjadi lebih sedikit dan untuk menekannya sehingga sedapat mungkin menjadi tetap. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan atau kegerahan sedangkan pertolongan dari ketegangan dirasakan sebagai kesenangan. Id tidak diperintahkan oleh hukum akal atau logika dan tidak memiliki nilai etika ataupun akhlak. Id hanya didorong oleh satu pertimbangan yaitu mencapai kepuasan bagi keinginan nalurinya, sesuai dengan prinsip kesenangan. Menurut Freud ada dua cara yang dilakukan oleh id dalam memenuhi kebutuhannya untuk meredakan ketegangan yang timbul yaitu melalui reflek seperti berkedip dan melalui proses primer seperti membayangkan makanan pada saat lapar. Sudah pasti dengan membayangkan saja kebutuhan kita tidak akan terpenuhi melainkan hanya membantu meredekan ketegangan dalam diri kita. Agar tidak terjadi konflek maka dari itu diperlukan sistem lain yang dapat merealisasikan imajinasi itu menjadi kenyataan sistem tersebut adalah ego.

Ego

Ego adalah sistem kepribadian yang didominasi kesadaran yang terbentuk sebagai pengaruh individu kepada dunia obyek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan pada prinsip kenyataan berarti apa yang ada. Jadi ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego sehubungan dengan upaya menawarkan dengan kebutuhan atau mengurangi ketegangan. Ego merupakan pelaksanaan dari kepribadian, yang mengontrol dan memerintahkan id dan superego serta memelihara hubungan dengan dunia luar untuk kepentingan seluruh kepribadian yang keperluannya luas. Jika ego melakukan faal pelaksanaannya dengan bijaksana akan terdapat keharmonisan dan keselarasan. Kalau ego mengarah atau menyerahkan kekususannya terlalu banyak kepada id, kepada superego ataupun kepada dunia luar akan terjadi kejanggalan dan kesadarannya pun tidak teratur. Selain itu ego juga merupakan hasil dari tindakan saling mempengaruhi lingkungan garis perkembangan idividu yang ditetapkan oleh keturunan dan dibimbing oleh proses-proses pertumbuhan yang wajar. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki potensi pembawaan untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Sehingga dapat dikatakan bahwaa kebanyakaan ego bekerja di bidang kesadaran, terkadang juga pada alam ketidaksadaran dan melindungi individu dari gangguan kecemasan yang disebabkan oleh tuntutan id dan superego.

Superego

Superego merupakan sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai moral bersifat evaluatif (memberikanbatasan baik dan buruk). Menurut Freud superego merupakan internalisasi idividu tentang nilai masyarakat, karena pada bagian ini terdapat nilai moral yang memberiakan batasan baik dan buruk. Dengan kata lain superego dianggap pula sebagai moral kepribadian. Adapun fungsi pokok dari superego jika dilihat dari hubungan dengan ketiga aspek kepribadian adalah merintangi impuls-impuls ego terutama impuls-impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat dan mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis daripada yang realistis serta mengejar kesempurnaan yang diserap individu dari lingkungannya. Sedangkan dalam superego yang bersifat ideal, Freud membaginya kedalam dua kumpulan yaitu suara hati (cansience) dan ego ideal. Kata hati didapat melalui hukuman oleh orang tua, sedangkan ego ideal dipelajari melalui penggunaan penghargaan. Superego dapat obyektif dan lingkungan proses rohaniah yang lebih tinggi maka superego dapat dianggap sebagai hasil sosialisasi dengan adat tradisi kebudayaan. Superego dalam peranannya sebagai penguasa dari dalam dirinya kemudian mengambil tindakan serangan terhadap ego. Setiap kali ego mengandung pikiran untuk memusuhi atau membrontak terhadap seorang yang berkuasa di luar. Oleh karena itu ego merupakan agen dari penghidupan superego dengan jalan berusaha untuk menghancurkan ego mempunyai tujuan yang sama dengan keinginan mati yang semula dalam id. Itulah sebabnya maka superego dikatakan menjadi agen dari naluri-naluri kematian.

 

2. Perkembangan Kepribadian

Teori psikoanalisa mengenai perkembangan kepribadian berlandaskan dua premis, pertama, premis bahwa kepribadian individu dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak-kanak awal. Kedua, energy seksual (libido) ada sejak lahir dan kemudian berkembang melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses-proses naluriah organism.

Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat tiga fase atau tahapan perkembangan psikoseksual yang kesemuanya menentukan bagi pembentukan kepribadian. Tiga fase tersebut adalah :

1. Fase Oral

Fase oral adalah fase pertama yang berlangsung pada perkembangan kehidupan individu. pada fase ini, daerah erogen yang paling penting dan paling peka adalah mulut.yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau minuman. Stimulasi atau perangsangan atas mulut merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.

2. Fase Anal

Fase anal dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga kehidupan. Pada fase ini energy liibidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur,serta kesenangan dan kepuasan diperoleh dengan tindakan mempermainkan atau menahan kotoran (faeces). Pada fase ini pula, seorang anak diperkenalkan kepada aturan-aturan kebersihan yang disebut toilet training.

3. Fase Falik

Fase falik ini berlangsung pada tahun keempat atau kelima, yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya dialihkan dari daerah dubur kedaerah alat kelamin. Pada fase ini anak mulai tertarik pada alat kelaminnya sendiri dan mempermainkannya dengan maksud untuk memperoleh kepuasan.

4. Fase Latent

Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.

Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.

5. Fase Genital

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan .

 

 

 

Daftar Pustaka :

http://donaparamita.files.wordpress.com/2013/02/teori-psikoanalisis.pdf
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/34/jtptiain-gdl-s1-2007-nurhadinim-1688-bab3_410-9.pdf

Feist, Jess., J.Feist, Gregory. 2011. Teori Kepribadian Buku 1. Salemba Humanika : Jakarta